PRAKARYA
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
MINIHIDRO ( PLTMH )
Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Srengat
Tahun
Ajaran 2014 / 2015
|
Kata Pengantar
Puji syukur kami
limpahkan kehadirat Allah SWT, karena atas pertolongan Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktu yang telah
direncanakan sebelumnya. Tak lupa sholawat serta salam kami haturkan kepada
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat, semoga selalu dapat menuntun
Penulis pada ruang dan waktu yang lain.
Karya tulis ini
disusun untuk memenuhi tugas Prakarya, dengan judul
“PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA AIR (HIDROMINI)”
Untuk
menyelesaikan karya tulis ini adalah suatu hal yang mustahil apabila kami tidak
mendapatkan bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini kami
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Dwi Wahyu
Hadi Santoso, S.Pd M.M selaku Kepala SMAN 1 Srengat
2. Bapak Nur Cahyo H. selaku
guru pengajar Prakarya
3. Seluruh pihak yang
telah membantu penyelesaian Tugas Prakarya sehingga tugas ini dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Kami berharap semoga
karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak dan bila terdapat kekurangan dalam
pembuatan laporan ini kami mohon maaf, karena kami menyadari karya tulis ilmiah
ini masih jauh dari kesempurnaan.
Srengat, 2014
Penulis
Daftar Isi
Sampul ……………………………………………………………………………………....... i
Kata Pengantar …….………………………………………………………………………… ii
Daftar Isi ..………………… … ……………………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
………………………………………………………………………... 1
1.2. Identifikasi Masalah …….…………………………………………………………. 1
1.3. Tujuan Pembuatan Minihidro
………………………………………………………… 1
1.4. Manfaat
Minihidro …………………………………………………………………… 2
1.5. Metode
Penulisan …………………………………………………………………….. 2
1.6.
Metode Pengumpulan Data
………………………………………………………….. 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Hidromini
………………………………………………………………….. 3
2.2. Prospek PLTMH
…......................................................................................................... 4
2.3. Keuntungan dan
Manfaat PLTMH …………………….……………………………… 6
2.4. Kekurangan PLTMH ………………………………….……………………………….. 7
2.5. Alat dan Bahan
…............................................................................................................ 7
BAB III Pembahasan
3.1.Perencanan ( Planning ) …………………………………………………………………… 9
3.2. Pengujian Alat ……………………………………………………………………………. 12
3.3. Proses Pengujian Alat …………………………………………………………………….. 13
3.4.
Analisis Sistem …………………………………………………………………………… 13
3.5.
Pembuatan Miniature …………………………………………………………………….. 17
BAB IV PENUTUP
4.1.
Kesimpulan ………………………………………………………………………………. 23
4.2.
Saran ……………………………………………………………………………………… 23
Daftar
Pustaka
…...................................................................................................................... 24
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di zaman sekarang, pemanfaatan sumber
energi yang tak terbarukan sudah terlalu berlebihan sehingga mengakibatkan
sumber energi yang tak terbarukan sudah hampir habis. Maka dari itu demi
menjaga kelestariannya kami mencoba untuk memanfaatkan energi alternatif yang
tersedia di alam, yaitu dengan membuat energi alternatif yang memanfaatkan
energi dari air yang biasa disebut Hidromini
atau Mikrohidro.
Di Indonesia memiliki air yang
melimpah tetapi masih belum dimanfaatkan secara maksimal. Seperti sungai besar di
Indonesia yang masih minim pemanfaatan. Maka dari itu kita sebagai generasi
penerus bangsa harus bisa memanfaatkan energi yang ada di alam dengan baik.
Pemanfaatan energi yang ada di alam akan mengurangi terjadinya kelangkaan
sumber energi.
1.2. Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas,maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
a.
Apa yang dimaksud dengan Minihidro?
b.
Bagaimana cara membuat Minihidro ?
c.
Bagaimana hidromini bisa menjadi energi alternatif agar
bermanfaat ?
d.
Apa kekurangan dan kelebihan Minihidro ?
Dari identifikasi masalah di
atas, dirumuskan suatu masalah yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini yaitu :
Bagaimana
cara membuat hidromini agar bisa menjadi energi alternatif yang bermanfaat di
zaman sekarang, yang mana saat ini sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui
sudah hampir habis ?
1.3. Tujuan Pembuatan Minihidro
a. Menjadikan
siswa lebih kreatif dan inovatif.
b. Meningkatkan pemahaman atau penguasaan
materi dan kemampuan berfikir ilmiah siswa.
c. Memotivasi siswa agar dapat
merancang sejumlah model alternatif, membuat dan mengerjakan model, menguji
model dan menyempurnakan model.
d. Memotivasi
siswa agar dapat menerapkan energi alternatif di kehidupan sehari-hari.
e. Menjadikan
siswa agar mengerti energi alternatif seperti air yang dibuat menjadi Minihidro.
1.4. Manfaat Minihidro
a. Untuk
menghemat sumber energi yang tidak dapat diperbarui.
b. Mengurangi
polusi karena pembakaran fosil.
c. Pemanfaatan
sumber daya alam yang ada dengan jumlah melimpah.
d. Membantu
desa-desa terpencil agar terjangkau oleh listrik.
1.5. Metode Penulisan
Metode penulisan merupakan suatu
pendekatan yang digunakan untuk mengumpulkan data, mengolah data, dan
menganalisa data dengan teknik tertentu.
1.6. Metode
Pengumpulan Data
Sesuai dengan
sumber data serta maksud dan tujuan penyusunan tugas prakarya ini maka dalam
pengumpulan data penulisan menggunakan beberapa metode sebagai berikut :
a. Studi Kepustakaan
Suatu metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara menggunakan dan mempelajari buku-buku, internet, atau
media lain yang ada hubungannya dengan masalah karya tulis ini.
b. Penelitian Lapangan
Suatu
metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
meninjau dan mengamati secara langsung melalui literatur seperti metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan memanfaatkan buku - buku referensi
sebagai penunjang dalam pengambilan teori dasar.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1. Pengertian Minihidro
Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro
(PLTMH) adalah pembangkit listrik berskala kecil (kurang dari 200 kW), yang
memanfaatkan tenaga (aliran) air sebagai sumber penghasil energi. PLTMH
termasuk sumber energi terbarukan dan layak disebut clean energy karena ramah
lingkungan. Dari segi teknologi, PLTMH dipilih karena konstruksinya
sederhana, mudah dioperasikan, serta mudah dalam perawatan dan penyediaan suku
cadang. Secara ekonomi, biaya operasi dan perawatannya relatif murah, sedangkan
biaya investasinya cukup bersaing dengan pembangkit listrik lainnya.
Secara sosial, PLTMH mudah diterima masyarakat luas (bandingkan misalnya Secara
ekonomi, biaya operasi dan perawatannya relatif murah, sedangkan biaya investasinya
cukup bersaing dengan pembangkit listrik lainnya. Secara sosial PLTMH mudah
diterima masyarakat luas dibandingkan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir).
PLTMH biasanya dibuat dalam skala desa di daerah-daerah terpencil yang belum
mendapatkan listrik dari PLN. Tenaga air yang digunakan dapat berupa aliran air
pada sistem irigasi, sungai yang dibendung atau air terjun.
Pembangkit listrik tenaga minihidro pada
dasarnya dibangun dalam rangka program Listrik Masuk Desa (LISDES) dengan
pemanfaatan sumber tenaga air. Proyek pembangunan ini terutama diarahkan untuk
daerah-daerah terpencil yang tidak terjangkau jaringan PLN. Pembangkitan
dilakukan dengan memanfaatkan aliran air dari anak-anak sungai yang kecil atau
dari saluran irigasi. Salah satu faktor yang menarik dari pembangkit listrik
tenaga minihidro adalah teknologinya yang relatif sederhana. Namun demikian, apabila
studi kelayakan sebelum dilaksanakannya proyek pembangunan ini tidak memadai
maka akibatnya operasi pembangkitannya menjadi kurang efisien bahkan tidak
dapat beroperasi sama sekali.
Minihidro adalah istilah yang
digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang mengunakan energi air.
Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources) penghasil
listrik adalah memiliki kapasitas aliran dan ketiggian tertentu dad instalasi.
Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari instalasi maka semakin
besar energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.
Biasanya minihidro dibangun
berdasarkan kenyataan bahwa adanya air yang mengalir di suatu daerah dengan
kapasitas dan ketinggian yang memadai. Istilah kapasitas mengacu kepada jumlah
volume aliran air persatuan waktu (flow capacity) sedangkan beda ketinggian
daerah aliran sampai ke instalasi dikenal dengan istilah head.
Minihidro
juga dikenal sebagai white resources
atau bisa dikatakan “energi putih“. Dikatakan demikian
karena instalasi pembangkit listrik seperti ini mengunakan sumber daya yang
telah disediakan oleh alam dan ramah lingkungan. Suatu kenyataan bahwa alam
memiliki air terjun atau jenis lainnya yang menjadi tempat air mengalir. Dengan
teknologi sekarang maka energi aliran air beserta energi perbedaan
ketinggiannya dengan daerah tertentu (tempat instalasi akan dibangun) dapat
diubah menjadi energi listrik,
Seperti dikatakan di atas, minihidro
hanyalah sebuah istilah. Mini artinya kecil sedangkan hidro artinya air. Dalam
prakteknya istilah ini tidak merupakan sesuatu yang baku namun bisa dibayangkan
bahwa minihidro, pasti mengunakan air sebagai sumber energinya. Yang membedakan
antara istilah minihidro dengan mikrohidro adalah output daya yang dihasilkan.
Mikrohidro menghasilkan daya lebih rendah dari 100 W, sedangkan untuk minihidro
daya keluarannya berkisar antara 100 sampai 5000 W. Secara teknis, Mikrohidro
memiliki tiga komponen utama yaitu air (sumber energi), turbin dan generator.
Air yang mengalir dengan kapasitas
tertentu disalurkan dari ketinggian tertentu menuju rumah instalasi (rumah
turbin). Di rumah instalasi air tersebut akan menumbuk turbin dimana turbin
sendiri, dipastikan akan menerima energi air tersebut dan mengubahnya menjadi
energi mekanik berupa berputarnya poros turbin. Poros yang berputar tersebut
kemudian ditransmisikan ke generator dengan mengunakan kopling. Dari generator
akan dihaslikan energi listrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus listrik
sebelum dialirkan ke rumah-rumah atau keperluan lainnya (beban). Begitulah
secara ringkas proses minihidro merubah energi aliran dan ketinggian air
menjadi energi listrik.
Terdapat sebuah peningkatan
kebutuhan suplai daya ke daerah-daerah pedesaan di sejumlah negara, sebagian
untuk mendukung industri-industri, dan sebagian untuk menyediakan penerangan di
malam hari. Kemampuan pemerintah yang terhalang oleh biaya yang tinggi dari
perluasan jaringan listrik, sering membuat minihidro memberikan sebuah
alternatif ekonomi ke dalam jaringan. Ini karena Skema Minihidro yang mandiri
menghemat biaya dari jaringan transmisi dan karena skema perluasan jaringan
sering memerlukan biaya peralatan dan pegawai yang mahal.
Dalam kontrak, Skema Minihidro dapat
didesain dan dibangun oleh pegawai lokal dan organisasi yang lebih kecil dengan
mengikuti peraturan yang lebih longgar dan menggunakan teknologi lokal seperti
untuk pekerjaan irigasi tradisional atau mesin-mesin buatan lokal. Pendekatan
ini dikenal sebagai Pendekatan Lokal.
2.2. Prospek PLTMH
Perusahaan
Listrik Negara (PLN) merupakan lembaga satu-satunya yang diberi kewenangan
Pemerintah untuk mengelola penyediaan sarana listrik di Indonesia, sampai kini
belum mampu menyediakan tenaga listrik secara maksimal dan merata di seluruh
propinsi. Dalam pengoperasiannya, PLN setiap tahun bahkan mendapat subsidi dari
pemerintah, terutama untuk pelayanan di Kawasan Timur Indonesia, belum
sebanding biaya operasional yang dikeluarkan dengan penerimaan hasil penjualan
listrik dari pelanggan. Khusus di daerah Papua, yang dianggap cukup membebani
biaya operasional salah satunya adalah jangkauan jaringan yang tidak
efektif, jarak pelanggan yang saling berjauhan, dengan sistem pemukiman yang
tersebar. Selain hal tersebut, penyediaan sarana listrik oleh PLN ini masih
didominasi oleh bahan bakar minyak (BBM), yang mana dengan harga BBM yang
sudah tinggi, ditambah lagi dengan jangkauan lokasi-lokasi pemukiman di
pedalaman Papua yang relatif sulit, menyebabkan harga minyak di lokasi
kebutuhan biayanya akan melambung. Hal yang sama juga akan terjadi pada
pembiayaan pemeliharaan mesin pembangkit.
Kondisi tersebut akan berdampak
terhadap tingginya biaya operasional dan tidak seimbang dengan penerimaan yang
diperoleh dari pembelian listrik oleh pelanggan. Hal ini akan mengakibatkan PLN
sulit berorientasi pada propit, tetapi lebih bersifat pelayanan, sementara
persediaan keuangan negara untuk subsidi pun terbatas, sehingga dari segi
kualitas, pemadaman bergilir hampir setiap saat dialami pelanggan/masyarakat,
demikian pula dari segi kuantitas, masih banyak daerah yang belum dapat
dijangkau oleh jaringan listrik PLN. Publikasi BPS melalui data PODES
(Potensi Desa), 2003 tercatat sebanyak 3.287 Kampung di Papua, termasuk
Papua Barat yang mendapat jaringan listrik hanya sekitar 29 %, sisanya 71 %
entah sampai kapan bisa meperoleh pula kesempatan untuk menikmati listrik
sebagai barang publik
Dengan perkembangan inovasi PLTA
yang terus berproses, baik dari inovasi teknologi maupun inovasi sistemnya, dan
melihat secara umum geografi daerah Papua di wilayah Propinsi Papua Barat,
dimana tersedia sumberdaya air yang cukup memadai, maka dimungkinkan Pembangkit
Lisrtrik Tenaga Minihidro (PLTMH) dapat menjadi solusi terhadap keterbatasan
suplai listrik di Pulau Papua, termasuk Papua Barat., baik untuk masa sekarang
bahkan masa mendatang. Dari sisi pengelolaan PLTMH, dengan item-item
pengoperasian serta pemeliharaannya yang relatif sederhana, maka dimungkinkan
pula masyarakat dapat membentuk suatu wadah untuk menangani langsung
pengelolaannya. Ini pun setidaknya menjadi akses menciptakan rasa memiliki dari
masyarakat dan membangun modal sosial masyarakat.
Pemerintah
melalui Peraturan
Presiden Nomor 5 tahun 2006 telah menetapkan
Kebijakan Energi Nasional (KEN). Kebijakan ini bertujuan untuk
mengarahkan upaya-upaya dalam mewujudkan keamanan pasokan energi dalam negeri (security of supply). Salah satu kebijakan tersebut
adalah meningkatkan peran energi baru dan terbarukan
lainnya, termasuk di dalamnya tenaga air menjadi lebih dari 5 persen
pada tahun 2025. Meskipun potensi PLTM dan PLTMH tidak begitu besar bila
dibandingkan dengan potensi PLTA skala besar, namun untuk wilayah terpencil
yang belum terjangkau jaringan listrik maupun wilayah yang tidak mempunyai
sumber bahan bakar lain, potensi yang
ada mempunyai prospek untuk dikembangkan.
Disamping itu pemerintah mempunyai
program untuk meningkatkan rasio elektrifikasi. Rasio elektrifikasi
merupakan jumlah orang sudah menggunakan tenaga listrik
dibandingkan dengan total jumlah penduduk. Rasio elektrifikasi
pada tahun 2004 baru mencapai 54,8% dan di tahun 2010
diharapkan naik menjadi 70%. Tahun 2004 angka rasio elektrifikasi
tertinggi adalah di wilayah Jawa dan Bali yang mencapai 59,4%, disusul
Sumatera 53,1%,Sulawesi 47,2%, Kalimantan 46,6% dan wilayah lainnya hanya
mencapai 33%.
Apabila dibandingkan dengan
negara-negara lain, angka rasio elektrifikasi di Indonesia masih jauh
ketinggalan, misalnya dengan Armenia, Azerbaijan, Brunai Darussalam, Iran,
China dan Singapura, yang sudah mencapai 100%. Untuk meningkatkan
rasio ini dibutuhkan penambahan
pembangkit dalam jumlah yang besar sehingga dibutuhkan dana
untuk investasi yang besar. Oleh karena itu dibutuhkan terobosan
baru guna merangsang investor untuk mengembangkan PLTM maupun PLTMH
sebagai opsi alternatif dalam meningkatkan rasio elektrifikasi.
2.3. Keuntungan dan
Manfaat PLTMH
Keuntungan dari pengembangan PLTM dan PLTMH bagi
masyarakat pedesaan dan desa terpencil antara lain yaitu:
a. Menggunakan
energi terbarukan.
b. Ramah
lingkungan.
c. Indonesia
memiliki potensi energi air yang besar.
d. Jumlah
sumber daya manusia yang banyak.
e. Indonesia
telah mampu membuat turbin air sendiri.
f. Telah
ada pabrikan minihidro
di beberapa wilayah Indonesia.
g. Ada
insentif dan bantuan fiskal kepada para pengembang yang tertera dalam Permen
ESDM No. 04 Tahun 2012 Tentang Pembeliah Harga Jual Energi Listrik ke PLN pada
kapasitas tegangan rendah dan menengah.
h. Lokasi
sumber daya air untuk PLTMH pada umumnya berada di wilayah pedesaan
dan desa terpencil yang belum terjangkau jaringan listrik.
i. Penggunaan energi
konvensional, seperti batubara untuk pembangkit listrik di wilayah ini
akan memerlukan biaya yang tinggi karena adanya
tambahan biaya transportasi bahan.
j. Mengurangi
ketergantungan pada penggunanan bahan bakar fosil.
k. Meningkatkan
kegiatan perekonomian sehingga diharapkan dapat menambah penghasilan
masyarakat.
l. Menjadi
energi alternatif pengganti listrik untuk penerangan di desa-desa terpencil
yang tidak tersentuh jaringan PLN.
m. Penerima
manfaat (penduduk desa) yang langsung merasakan manfaat dari potensi air
tentunya akan berupaya untuk menjaga ketersediaan air sepanjang tahun dengan
jalan melestarikan kawasan hutan sebagai kawasan penyangga air di sepanjang
Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dimanfaatkan. Di beberapa Desa yang telah
membangun PLTMH biasanya membuat Hukum Adat untuk menjaga kelestarian hutan
yang diperkuat dengan Perdes perlindungan hutan sebagai kawasan penyangga air.
Juga berarti menjaga fungsi hutan dalam menyediakan sumber daya air, energi, penyedia
oksigen, penyaring karbon dan konservasi keanekaragaman hayati.
n. PLTMH
menggantikan penggunaan mesin genset diesel. Dapat mengurangi emisi karbon
akibat pembakaran bahan bakar fosil solar. Dalam satu desa biasanya didapati
sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) buah mesin genset diesel.
o. Digantikannya
peran mesin genset diesel dengan PLTMH sekaligus merupakan penghematan
pemakaian BBM solar yang cukup besar. Sehingga dana yang sedianya untuk
membeli solar dan biaya operasional genset dapat dialokasikan untuk kebutuhan
lain, seperti pendidikan, kesehatan atau kebutuhan ekonomi lainnya.
p. Penguatan
kelembagaan kelompok pengelola listrik desa dan kelompok pelestarian PLTMH yang
berkelanjutan.
q. PLTMH
yang dikelola dengan baik dapat menjadi sumber PADes (Pendapatan Asli Desa).
2.4. Kekurangan
PLTMH
Beberapa
kerugian dalam pembangunan PLTMH diantaranya adalah:
a. Tidak
semua aliran air dapat digunakan untuk pembangunan PLTMH. Faktor debit aliran
sangat menentukan.
b. Beberapa
jenis turbin air sangat sensitif terhadap fluktuasi debit air.
c. Perlu
konservasi daerah tangkapan air, terutama di daerah hulu sungai.
d. Biaya
investasi pembangunan masih relatif mahal.
e. Biaya
perizinan sebagai syarat untuk memperoleh Power Purchase Agreement (PAA) dalam
membangun PLTMH juga masih relatif tinggi. Padahal PPA merupakan syarat untuk
memperoleh kredit dari perbankan.
f. Kemampuan
teknisi lokal yang masih terbatas dan sering menimbulkan kesalahan yang fatal.
2.5. Alat
dan Bahan
2.5.1.
Kerangka Turbin
Tabel 2.1
Nama
|
Ukuran
|
Jumlah
|
Harga
|
Besi
beton ( d = 0,75 cm )
|
1.5 m
|
20
|
Rp.
210.000,00
|
Poros
( d = 20 cm )
|
|
2
|
Rp.
20.000,00
|
Besi
( d = 20 cm )
|
|
1
|
Rp.
15.000.00
|
Besi
beton ( d = 0.5 cm )
|
4 m
|
2
|
Rp.
20.000,00
|
Seng
Anti Karat
|
0.5 x 0.5 m
|
20
|
Rp.
300.000,00
|
Las
|
|
|
|
2.5.2.
Puli
Tabel 2.2
Nama
|
Ukuran
|
Jumlah
|
Harga
|
Puli
baja
(d
= 30 cm )
(d
= 10 cm )
|
1m
1m
|
1
3
|
Rp.
420.000,00
Rp.
420.000,00
|
Generator
|
-
|
1
|
Rp.
200.000,00
|
Karet
Puli
|
Pelipat 1 = 6
Pelipat 2 = 30
|
2
1
|
Rp.
40.000,00
Rp.
35.000,00
|
Jasa
Las
|
…….
|
………
|
………..
|
2.5.3.
Pelampung *
Tabel 2.3
Nama
|
Ukuran
|
Jumlah
|
Harga
|
Pelampung
besi ( d = 25 )
|
1.2 m
|
2
|
Rp.
380.000,00
|
Lempeng besi ( tebal = 0.35 cm)
|
1.8 m
|
8
|
Rp.
180.000,00
|
*Bila
diperlukan
2.5.4. Penyimpan Listrik
Tabel 2.4
Nama
|
Ukuran
|
Jumlah
|
Harga
|
Accu
|
-
|
1
|
Rp.
1.000.000,00
|
Kabel
|
5 m
|
1
|
Rp.
25.000,00
|
BAB
III
Pembahasan
3.1.Perencanan (
Planning )
Proses
perencaan sangat bermanfaat untuk memulai suatu pekerjaan dengan tujuan :
- Agar alat yang
dihasilkan nantinya sesuai dengan yang dihararapkan.
- Untuk memilih
komponen-komponen elektronika yang paling tepat yang akan digunakan.
- Untuk menekan
kesalahan (error ) dalam proses pembuatan alat.
- Untuk menekan biaya,
dalam memperoleh sesuatu alat yang baik dengan harga/biaya yang seminimal
mungkin.
3.1.1. Saluran Air
Dalam
pemilihan saluran air (penstock)
untuk PLTMH adalah diameter dimana semakin kecil diameter maka kecepatan air
dalam penstock akan semakin naik untuk debit yang sama, rugi-rugi pada penstock
disebabkan debit air dan tingi jatuh yang relative kecil dan ketersediaan
material didaerah lokal.
Dalam
perencanaan pembangkit ini, direncanakan memanfaatkan saluran irigasi, karena sesuai
dengan ide awal pembuatan PLTHM ini ialah membuat suatu alat PLTHM yang tidak
terlalu bermasalah terhadap bangunan air. Maksudnya adalah alat yang akan
dibuat ini sangat praktis / mudah digunakan. Dalam pengoperasiannya alat ini
diletakkan secara terapung ditengah-tengah saluran irigasi.
Berikut
ini adalah data – data tentang kondisi saluran irigasi yang akan digunakan :
· Tinggi
minimal 1 meter dari dasar sungai / saluran irigasi
· Debit
(Q) ± 2,205 m3 / detik
· Lebar
saluran irigasi / sungai minimal ± 1,5 m
3.1.2. Mesin Turbin
Guna
mengoptimalkan potensi energi yang ada, maka turbin yang akan digunakan adalah
jenis Implus aliran radial yaitu turbin Clossflow.
Dalam meletakkan turbin, dengan mempertimbangkan posisi turbin pada cangkupan
yang efektif dan tidak terhalang oleh suatu apapun.
Turbin
ini diletakkan ditengah – tengah pengapung, dengan poros inti besi 65 cm dimana
pada kedua ujung inti besi dikaitkan dengan laker, sebagai rangka jari – jari
dari turbin digunakan besi beton yang jumlahnya 18 batang
3.1.2.1.
Kerangka Turbin
Kerangka
turbin disusun secara melingkar pada sebuah lempeng besi, setelah disusun
secara tepat dengan jarak antara sudut yang sama 17,5 cm maka pada kedua ujung
tersebut dilas dengan menggunkan las listrik agar tidak lepas.
3.1.2.2. Putaran Turbin
Untuk
putaran turbin dirancang menggunakan sistem pelipat putaran menggunakan alat
bantu puli. Dengan puli maka kita dapat memperbesar putaran dengan mengatur
diameter dari puli itu sendiri. Dalam perencangan ini menggunakan empat buah
puli dengan diameter yang berbeda – beda yaitu :
·
Puli dari poros turbin
berdiameter 45 cm dan puli dengan diameter poros turbin itu sendiri 2,7 mm
·
Puli dari poros turbin
dihubungkan ke pelipat satu dengan dua menggunakan pelipat 1 = 6 cm dan pelipat
2 = 30
Setelah
diperbesar melalui pelipat satu dan dua maka putaran tadi diperbesar lagi pada
puli keempat yang berada pada generator. Dengan menggunakan tach o- meter maka dengan mudah
dapat diketahui seberapa besar putaran turbin tersebut (rpm).
3.1.2.3. Perencanaan
Pancaran (Seng Penahan Air)
Pancaran dari turbin berjumlah 18 buah sesuai dengan
jumlah rangka (kaki-kaki) turbin terbuat dari seng tipis dengan panjang (38 cm)
dan lebar (48 cm) yang di ikat dengan baut pada rangka turbin, sedangkan pada
kedua sisi serta bagian sisi dalam seng dilipat siku. Ini dimaksudkan agar air
dapat tertampung dalam pancaran dengan demikian diharapkan tidak banyak debit
yang terlewat.
3.1.2.4.
Penyeimbang (Balancer)
Agar diperoleh putaran yang stabil/seimbang maka harus
digunakan balancer, dengan perencanaan ini kami menggunakan bekan kampas rem
mobil sebagai pemberat yang dicor semen menjadi satu dengan puli satu
perhatikan dari hasil pengecoran tersebut diperoleh berat balancer seberat 6 kg.
3.1.2.5.
Pelampung
Pelampung digunakan sebagai penooang turbin agar
dapat diletakkan di tengah aliran , sehingga turbin tidak tenggelam. Selain
sebagai pengapung dan penopang turbin, fungsi pelampung itu sendiri sebagai
pengatur otomatis jarak kedalaman penampung apabila level ketinggian kedalaman
air, maksudnya apabila level ketinggian air meningkat seperti jika terjadi
bencana banjir maka dengan sendirinya turbin akan terangkat, karena berat
turbin tidak berubah. Dengan demikian debit air juga tidak terlalu bertambah
karena penampung turbin yang masuk kedalaman air tidak berubah meski kecepatan
airnya berubah.
Pelampung dibuat dengan
plat seng yang dilingkarkan menyerupai drum, dimana kedua sisinya dilas karbit.
Diameter pelampung 27 cm dengan panjang 120 cm. Berikut adalah bentuk pelampung
yang dilengkapi dengan penopang turbin :
3.1.3. Perencanaan
generator
Generator yang digunakan
adalah generator mini. Generator yang tersedia di pasaran biasanya berjenis
high speed dimana pada generator jenis ini membutuhkan putaran tinggi dan juga
membutuhkan energi listrik awal untuk membuat medan magnetnya. Sedangkan pada
putaran turbin untuk PLTMH biasanya dibutuhkan generator berjenis low speed dan
tanpa energi listrik awal, selain itu generator yang menggunakan magnet
permanen mampu bekerja dengan baik pada kecepatan putar yang rendah.
Generator yang digunakan
haruslah murah, mudah perawatannya, serta bisa dikembangkan pembangkitan energi
listriknya. Desain generator yang seperti inilah yang digunakan, yaitu
generator mini yang biasa digunakan sebagai generator pembangkit pada mobil,
generator jenis seperti ini tidak terlalu membutuhkan kecepatan putaran yang
tinggi perhatikan. Dari data spesifik generator yang ada diatas diketahui tegangan
output yang dikeluarkan berupa tegangan DC. Tegangan DC yang dibutuhkan ialah
sebesar 12-15 volt yaitu digunakan sebagai tegangan pencatu (pengecas) baterai.
3.1.4. Pencernaan inverter
Dalam
kaitannya dengan perencanaan PLTM, penggunaan inverter ialah sebagai pembangkit
tegangan AC tanpa terpengaruh masalah tegangan dan frekuensi, karena peralatan
inverter ini dapat mengkonversikan teganagan DC 12 volt menjadi AC 220-380 volt
dengan frekuensi 50 Hz – 60 Hz.
Tegangan
DC yang telah dibangkitkan oleh generator dihubungkan ke baterai, kemudian baru
dialirkan ke inverter untuk dikonversikan menjadi teganga listrik 220 volt
dengan frekuensi 50 Hz. Selain sebagai penyatu tegangan ke rangkaian inverter
fungsi aki itu sebagai penyetabil tegangan DC 12 volt, sebab tegangan DC yang
dihasilkan oleh generator tidak stabil, sedangkan untuk rangkaian inverternya
membutuhkan tegangan DC 12 volt yang stabil.
3.1.5. Beban
Beban
digunakan hanya sebagai pembukti atau sebagai indikator bahwa instrumen telah
bekerja sesuai yang telah diharapkan. Untuk indikator beban digunakn volt meter
yang dihubungkan secara pararel dari keluaran generator.
3.2. Pengujian
Alat
Setelah seluruh sistem yang mendukung pembangunan
minihidro ini selesai dirancang dan dihubungkan satu sama lain sehingga
terbentuk sebuah sistem minihidro yang diharapkan, maka selanjutnya adalah
tahap pengujian kerja minihidro, dimana pengujian minihidro ini bertujuan untuk
:
·
Untuk mengetahui apakah
minihidro yang dibangun telah dapat bekerja sesuai yang diharapkan.
·
Untuk mengetahui
kemampuan kinerja dari turbin yang dirancang.
·
Untuk mengetahui seberapa
besar energi listrik yang dihasilkan oleh sistem PLTMH tersebut.
·
Untuk mengetahui adanya
kesalahan-kesalahan yang terjadi, dengan harapan dapat segera diperbaiki.
3.3. Proses
Pengujian Alat
Proses
pengujian minihidro hanyalah sederhana yaitu dengan cara meletakkan turbin ke dalam
suatu aliran sungai atau aliran irigasi, dimana dengan demikian tenaga
potensial yang dimiliki aliran tersebut dapat memutar turbin. Dengan
berputarnya turbin maka mulailah terjadi proses pembangkitan energi listrik
pada generator sehingga dapat diketahui besar energi yang dihasilkan dari
proses pembangkitan tersebut. Apaila tampak adanya kesalahan (error) pada
kinerja minihidro maka segera dilakukan tindakan perbaikan pada bagian sistem
yang mengalami kesalahan kerja. Sedangkan apabila tidak tampak adanya kesalahan
dari sistem minihidro tersebut, maka minihidro dianggap telah selesai dibangun.
Berikut ini adalah pengujian dari masing-masing pembangunan minihidro.
3.3.1. Pengujian Mekanis
Dengan menjalankan minihidro
sesuai dengan kerjanya, turbin diberi air agar dapat berputar sehingga dapat
menggerakkan bagian stator magnet. Saat stator magnet berputar maka akan timbul
medan magnet, sehingga kumparan rotor akan menghasilkan tegangan. Semakin
tinggi putaran turbin yang dihasilkan maka semakin besar pula tegangan yang
dihasilkan.
3.3.2. Pengujian Inverter
Pengujian inverter adalah salah satu termasuk pengujian tegangan. Apakah tegangan output
yang dihasilkan telah sesuai dengan yang diharapakan, yaitu dengan cara
memberikan suplay tegangan DC 12 volt ke rangkaian inverter sehingga rangakaian
inverter tersebut bekerja. Ukur bagian output dengan menggunakan osiloskop atau
dengan volt meter dengan melakukan pengukuran maka kita dapat mengetahui apakah
rangakaian inverter telah bekerja sesuai yang diharapkan.
3.4. Analisis
Sistem
3.4.1.Analisis pada perangkat mekanis
Analisis pada perangkat mekanis
adalah sangat sederhana. Hanya dengan menjalankan minihidro sebelum
menjalankannya diukur terlebih dahulu berapa tahanan kawat yang dihasilkan dari
kumparan rotor, tahanan kawat yang ideal adalah 0,8 ohm – 15 ohm. Setelah
diukur tahanan kawat yang diperoleh dari kumparan rotor ini adalah 14 ohm, maka
minihidro tak terdapat kesalahan. Apabila tahanan kawat yang didapat lebih atau
kurang maka dapat diperiksa kembali pada kumparan rotor, apakah terjadi hubung
singkat pada kawat kumparan atau terdapat salah satu kumparan yang putus.
3.4.2.Analisis Debit air
(Q)
Tabel 3.1
Putaran (rpm)
|
Tegangan (volt)
|
Arus (ampere)
|
Keadaan Beban Lampu (15 watt)
|
0
|
0
|
0
|
Mati
|
800
|
16
|
1.06
|
Menyala ( Terang )
|
>1000
|
>20
|
>1.4
|
Menyala ( Sangat Terang)
|
Diantara data yang harus diukur untuk menghitung
besarnya daya yang dihasilkan PLTM, debitlah yang paling sukar diteliti. Di
beberapa negara telah dipakai berbagai cara pengukuran debit, tetaapi tidak
satupun dari cara-cara ini yang hasilnya memuaskan. Dalam analisis debit ini
kami menggunakan cara yang sudah umum dipakai yaitu cara menghitung kecepatan
aliran rata-rata dari penstock. Setelah dilakukan pengukuran maka diperoleh
data sebagai berikut :
-
Panjang aliran (penstok) = 3 meter
-
Lebar aliran (penstock) = 1,5 meter
Untuk
menghitung kecepatan aliran air (v) dilakukan percobaan pelepasan bola pimpong,
dari percobaan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:
-
Peluang percobaan
1.
P1 =
6 detik
2.
P2 = 6,1 detik
3.
P3 = 5,9 detik
4.
P4 = 6,2 detik
5.
P5 = 6,1 detik
= 30,5/ 5 = 6,1 detik
-
Menghitung luas penampang
aliran air, karena aliran yang digunakan adalah aliran irigasi yang dasarnya
rata maka luasnya adalah :
A =
panjang saluran x lebar saluran
= (3 x 1,5) m2 = 4,5 m2
-
Setelah kecepatan dan
luas diketahui maka debit (Q) airnya adalah
Q
= Kecepatan (V) x luas penampang A
= 0,49 m/det x 4,5 m2
=
2,205 m3/detik
3.4.3. Analisis output
generator
Analisis output generator, dimaksudkan agar dapat
mengetahui keluaran tegangan, dan putaran dari generator minihidro dengan baik,
berikut hasil pengukuran keluaran dari generator tersebut. Secara keseluruhan minihidro
berjalan sesuai dengan keinginan. Pada table 4.1. dapat dilihat hasil output
dari generator mikrohidro, dengan beban lampu yang ditempatkan pada output dari
generator, sehingga dapat diketahui berapa (rpm) putaran ideal generator dan
tegangan ideal yang dihasilkan generator, dimana nantinya tegangan
tersebut akan melewati baterai. Putaran
ideal dari generator ialah pada 800 rpm dimana pada keadaan tersebut
menghasilkan tegangan sebesar 16 volt. Baterai 12 volt DC idealnya dapat
dilakukan pengisian dengan tengangan antara 12 – 16 volt DC.
3.4.3.1. Pengujian Arus
Dan Tegangan
Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui arus dan tegangan yang dihasilkan dengan cara
mengamati arus dan tegangan masukan dan arus dan tegangan keluaran dari
rangkaian Inverter. Adapun pengujian dilakukan dengan menggunakan amperemeter
dan voltmeter, kemudian hasil pengukuran dimasukkan tabel 3.2, tabel 3.3, tabel
3.4.
Tabel
3.2 Data Pengujian Tegangan
Beban Lampu (Watt)
|
Vp
(Volt) Pada
|
|
Input
Volt
|
Output
Volt
|
|
Tanpa Beban
|
12
|
225
|
60
|
12
|
224
|
75
|
12
|
220
|
100
|
12
|
218
|
Tabel
3.3 Data Pengujian Arus
Beban
Lampu (Watt)
|
Ip
(ampere) Pada Titik Simpul
|
|
Input
(A)
|
Output
(A)
|
|
Tanpa
Beban
|
-
|
-
|
60
|
5
|
0,25
|
75
|
6,2
|
0,32
|
100
|
8
|
0,38
|
Table
3.4 Data Perhitungan Daya
Beban
Lampu (Watt)
|
Data
Perhitungan Daya
|
|
Daya
Masukan (Pin) (Watt)
|
Daya
Keluaran (Pout) (Watt)
|
|
Tanpa
Beban
|
-
|
-
|
60
|
72
|
59,5
|
75
|
86,4
|
72,9
|
100
|
103,5
|
83,6
|
Perhitungannya sebagai berikut :
·
Untuk Beban Lampu = 60
Watt
-
Lin = 5 A ; Vin = 12 V;
lout = 0,25 A ; Vout = 224 V
-
Pin = Vin* Iin dan Pout =
Vout* Iout
-
Pin = 12*5 = 60W dan Pout
= 224*0,25 = 56 W
·
Untuk Beban Lampu = 75
Watt
-
Iin = 6,2 A ; Vin = 12 V
; Iout = 0,32 A ; Vout = 220 V
-
Pin = 12*6,2 = 74,4W dan
Pout = 220*0,32 = 70,4 W
·
Untuk Beban Lampu = 100
Watt
-
Iin = 8A ; Vin = 12 V ;
Iout = 0,38 A ; Vout = 218 V
-
Pin = 12*8 = 96W dan Pout
= 218*0,38 = 82,84 W
1.
Pengujian frekuensi
Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui frekuensi yang dihasilkan dengan cara mengamati
keluaran pada rangkaian inverter. Adapun pengujian dilakukan dengan osiloscope,
kemudian hasil pengukuran dimasukkan dalam tabel 3.5 serta untuk mengetahui
bentuk gelombang keluaran dari rangkaian inverter tersebut.
Tabel
3.5 Data Pengujian Frekuensi
Frekuensi
(Hz)
|
Frekuensi
Referensi (Hz)
|
Frekuensi
Keluaran (Hz)
|
Minimum
|
49,19
|
50,24
|
Maksimum
|
73,92
|
60
|
2.
Pengujian Bentuk
Gelombang
Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui bentuk gelombang masukan (input) dan keluaran (output) pengukuran dalam
rangkaian inverter. Adapun pengujian ini dilakukan menggunakan osiloscope,
kemudian hasil pengujian digambarkan
bentuk gelombang yang dihasilkan.
a. Pada
input inverter
Pengujian ini adalah untuk mengetahui
bentuk gelombang pada sumber baterai (AKI 12 Volt)
b. Pada
output inverter
Pengujian ini adalah untuk mengetahui
bentuk gelombang pada keluaran transformator/output inverter.
3.5. Pembuatan Miniature
Pembuatan
Miniatur PLTMH dari Botol Air Mineral (Turbin dan Rotor)
Tabel 3.6
No
|
Gambar
|
Langkah-langkah
|
1.
|
Gambar: Baling-baling
|
Membuat baling-baling/turbin dari botol air mineral bekas. Memotong
botol secara horizontal bagian atas dan bawah sehingga membentuk silinder.
Dari silinder yang berlubang di bagian atas dan bawah, membelah silinder
menjadi 2 bagian secara simetris.
|
2.
|
Gambar: Desain penutup
turbin
|
Mendesain penutup turbin untuk bagian atas dan bawah (sebanyak
2 buah) berukuran sama. Ukuran tergantung dari merk botol air mineral anda.
Ukuran diameter silinder dari merk botol air mineral berbeda-beda, ada yang
sempit ada yang lebar.
|
3.
|
|
Menyiapkan gabus putih (cardboard) yang agak liat. Bisa juga bahan
gypsum ringan yang bisa dipotong dengan cutter. Meletakkan template yang
sudah jadi dan potong gabus putih sesuai template.
|
4.
|
|
Dari 2 penutup turbin yang telah jadi, buatlah lubang persis
di tengah-tengah dengan paku. Dua (2) lubang yang dibuat untuk penutup atas
dan bawah akan direkatkan pada poros turbin yang berputar.
|
5.
|
Gambar: Memberikan
glue/lem pada tepi luar Penutup Turbin
|
Memberikan glue/lem pada tepi luar (bagian setengah
lingkaran).
|
6.
|
Gambar: Memberikan
glue/lem pada tepi dalam Botol Air Mineral.
|
Memberikan glue/lem pada tepi dalam potongan silinder botol
air mineral.
|
7.
|
Gambar: Rekatkan
penutup turbin pada turbin.
|
Merekatkan penutup turbin berbentuk setengah lingkaran pada
potongan turbin ke-1, lalu rekatkan sisanya ke potongan turbin ke-2. Jika
penutup atas telah direkatkan pada turbin, maka rekatkan juga penutup bagian
bawah.
|
8.
|
Gambar: Hasil akhir
dari turbin
|
Inilah hasil akhir turbin dan siap dipasang pada poros turbin.
|
9.
|
Gambar: Lubang pada
bagian tengah turbin
|
Pastikan bahwa telah ada lubang tengah pada penutup atas dan
bawah turbin sebelum dipasang pada poros.
|
10.
|
Gambar: Turbin PLTA
yang terpasang pada Kerangka PLTA
|
Merekatkan antara lubang tengah penutup atas dan bawah pada
poros tengah yang berputar dengan menggunakan glue/Lem. Inilah
turbin/baling-baling PLTA yang telah terpasang pada kerangka PLTA.
|
11.
|
Membuatlah rotor dari sebuah kardus yang lapisannya agak
tebal. Bila menggunakan lapisan yang tipis seperti kardus mie instan, buatlah
2 buah potongan kardus berbentuk lingkaran sesuai ukuran saat anda meletakkan
stator pada dasar papan.
|
|
12.
|
|
Memberi lem pada tiap sisi dari potongan kardus berbentuk
lingkaran, lalu rekatkan
|
3.
|
|
Membuat garis diagonal simetris lalu buatlah lubang agar
nantinya bagian stator bisa direkatkan pada poros tengah turbin.
|
14.
|
|
Merekatkan 4 buah cincin logam pada bagian rotor. Pastikan
lokasi cincin sama dengan lokasi enamel coil/kulungan gawat pada bagian
stator.
|
15.
|
Merekatkan 4 buah magnet pada cincin logam. Sebaiknya
menggunakan magnet yang berbentuk bulat.
|
|
16.
|
Kutub lempengan magnet yang menghadap ke bawah (ke arah
stator/enamel coil) harus sama semua. Bisa memilih sisi kutub utara/north
atau sisi kutub selatan/south untuk ke-4 (empat lempengan) magnet. Sisi
lempengan kutub utara biasanya ada tanda khusus seperti tulisan North atau
tanda titik merah. Untuk memastikan kutub, bisa menggunakan kompas.
|
|
17.
|
Gambar: Memasang rotor
pada poros
|
Memasang rotor pada poros dengan posisi magnet menghadap ke
bawah (ke arah stator/coil ename di dasar papan).
|
18.
|
Mengatur posisi rotor magnet (bagian berputar) sedekat mungkin
dengan bagian stator /coil enamel namun tidak sampai bersinggungan.
|
|
19.
|
Jika posisi sudah pas, langkah selanjutnya memberi lem pada
lubang tengah stator dan bagian poros turbin.
|
|
20.
|
Setelah dilem dan bersifat permanen, anda masih bisa mengatur
jarak rotor dan stator dengan mengendurkan atau mengencangkan baut yang
terpasang pada dasar papan. Lihat lingkaran merah pada obeng yang mengatur
jarak rotor dan stator. Pada tahap ini, instalasi telah selesai dan
akan dilanjutkan ke bagian pengujian.
|
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
·
Berdasarkan
proses perancangan alat, analisis data, dan pengamatan yang telah dilakukan,
maka dapatditarik kesimpulan sebagai berikut bahwa :
·
PLTM
yang telah dibuat, cukup sederhana untuk dimengerti dan cukup mudah untuk
dioperasikan. Ketangguhan sistemnya dapat lebih diandalkan dibandingkan
sumber-sumber daya yang lain.
·
Biaya
pengoperasian dan pemeliharaan PLTM sangat rendah jika dibandingkan dengan
jenis lain.
·
Debit
air yang digunakan untuk menggerakkan turbin hanya sebesar 2.205 m3/detik.
·
Untuk
menghasilkan tegangan DC 12 volt yang stabil maka digunakan baterai kering yang
dihubungkan dengan peralatan inverter sebagai penghasil tegangan AC.
·
Dengan
menggunakan generator DC yang dipadukan dengan sistem inverter maka tegangan DC
yang dihasilkan alat ini dapat distabilkan meskipun debit airnya tidak stabil.
·
Dengan
menggunakan air yang digunakan untuk menggerakkan turbin dengan putaran 800 rpm
dapat menghasilkan tegangan sebesar 16 volt, dengan tegangan yang dihasilkan
tersebut mampu untuk mensuplay baterai. Apabila dengan debit air yang lebih
besar lagi yang dapat menghasilkan putaran minimum sebesar 1000 rpm, dapar
menghasilkan tegangan sebesar 20 volt DC. Tetapi sistem mikrohidro ini tidak
membutuhkan tegangan sampai 20 volt meski kemampuan kerja generator lebih dari
20 volt.
·
Dengan
putaran turbin yang semakin kencang maka tegangan yang dihasilkan oleh
mikrohidro akan semakin besar pula.
·
Alat
ini layak digunakan dimasyarakat karena tegangan dan frekuensi yang dihasilkan
sudah sesuai dengan tegangan dan frekuensi yang digunakan dimasyarakat yaitu
220 volt / 50-60 Hz.
·
Melalui
PLTM ini diharapkan dapat membantu mesyarakat yang belum terjangkau aliran listrik PLN, khusunya di daerah pedesaan yang
memiliki potensi uhtuk dibangun mikrohidro.
4.2. Saran
·
Penulis
berharap dengan adanya prakarya ini pembaca bisa menerapkan PLTMH pada daerah
yang mempunyai potensi dengan tujuan menghemat penggunaan sumber daya yang
tidak dapat diperbaharui.
·
Penelitian
berikutnya dapat menggunakan data yang lebih banyak dengan memperpanjang
periode penelitian.
Daftar pustaka
Sumber Buku
:
Djiteng
Marsudi, 2005 “Pembangkitan Energi
Listrik”, Erlangga, jakarta.
Djiteng
Marsudi, 1990 “Operasi Sistem Tenaga
Listrik”, Humas ISTN Bhumi Srengseng Indah, Jakarta Selatan.
P.van
Harten, E. Setiawan, 1983 “Instalasi
Listrik Arus Kuat 3”, Angkasa Offset, Bandung.
Hanapi
Gunawan, 1993 “Mesin dan Rangkaian
Listrik Edisi Keenam”, Erlangga, Jakarta.
Bonggas
L. Tobing, 2003 “Peralatan Tegangan
Tinggi”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
T.S.
Hutauruk, “Transmisi Daya Listrik”,
Erlangga, Jakarta.
Artono
Arismunandar, Susumu Kuwahara, 1982, “Teknik
Tenaga Listrik”, Jilid I, Pradnya Paramita, Jakarta.
Arismunandar,
Wiranto, 1997, “Penggerak Mula Turbin”,
Edisi kedua cetakan ketiga, ITB Bandung.
Web-site :
http://www.re-energy.ca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar