LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
Pengamatan Sel
OLEH :
MOCH. SAIFUR RIJAL
16030224019
PROGRAM STUDI S1 FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kata Pengantar
Puji syukur kami limpahkan kehadirat
Allah SWT, karena atas pertolongan Nya, kami dapat menyelesaikan laporan
praktikum ini tepat pada waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Tak lupa
sholawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga
dan sahabat, semoga selalu dapat menuntun penulis pada ruang dan waktu yang
lain. Judul laporan praktikum ini adalah “Pengamatan Sel”
Untuk
menyelesaikan laporan adalah suatu hal yang mustahil apabila kami tidak
mendapatkan bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini kami
menyampaikan terima kasih kepada :
1.
Ibu
Dra. Evie Ratnasari M.Si, selaku dosen pembimbing praktikum.
2.
Kakak-kakak
coast yang telah membantu dan membimbing praktikum.
3.
Orang
tua dan saudara yang telah membantu doa dan dukungan dalam menuntun ilmu di
Unesa.
4.
Teman-teman
FRD 2016 yang selalu memberi semangat.
5.
Dan
seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian praktikum dan laporan sehingga
dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Kami berharap semoga laporan
praktikum ini bermanfaat bagi penulis dan penulis menyadari laporan praktikum
ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dibutuhkan
agar laporan ini bisa lebih baik.
Surabaya, 6
September 2016
Penulis
ABSTRAK
Laporan praktikum biologi dasar ini disusun oleh Moch.
Saifur Rijal, mahasiswa Universitas Negeri Surabaya FRD 2016 dalam rangka
pemenuhan laporan praktikum 3 dengan judul “Pengamatan Sel”. Praktikum ini
dalam tujuannya agar mengetahui struktur dan organel sel yang sebagaimana
sebagai unit terkecil mahluk hidup.
Penulis
melakukan penelitian sel agar mengetahui bentuk dan bedanya antar sel mahluk
hidup. Sedangkan mahluk hidup di bumi ini tak terkira jumlahnya. Untuk itulah
penulis memfokuskan pada sel tumbuhan dan sel hewan. Dalam kaitannya sel tumbuhan
dan sel hewan penulis memilih bawang merah (Allium cepa ) dan
manusia (Homo sapiens) sebagai sampel.
Hasil dari praktikum ini bisa mengetahui bentuk sel tumbuhan
dan hewan secara mikroskopis, seperti melihat tidak adanya dinding sel,
sitoplasma, membran plasma dan perbedaan pada keduanya.
Kata
Kunci : Sel
DAFTAR ISI
SAMPUL
…………………………………………………………………………… i
KATA
PENGANTAR …….………………………………………………….…..… ii ABSTRAK….............
…….………………………………………………….…..… iii
DAFTAR
ISI ..………………… … ………………………………………………... iv
DAFTAR ISI TABEL
..……………………………………………………………... v
DAFTAR ISI GAMBAR
..……………………………………………………………... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang …………………………………………………………….. 1
1.2. Rumusan Masalah
…….……………………………………….………. 1
1.3.
Tujuan ……………………………………………………………………… 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Sel….......................
………………………………………………………….. 2
2.2. Sel Tumbuhan
…............................................................................................. 2
2.3. Sel Hewan…..................................
…………………….…………………… 3
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1. Jenis Penelitian ………………..………………………………….........…… 4
3.2.
Variabel Penelitian …………………………………………………………. 4
3.3. Alat dan Bahan…......……………………………………………………..... 4
3.4.
Prosedur Kerja ……………………………………………………………… 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
………………..……………………………….........…… 6
4.2.
Analisis Data.........
…………………………………………………………. 7
4.3. Pembahasan….…......……………………………………………………..... 7
4.4.
Diskusi...........;
……………………………………………………………… 7
BAB IV PENUTUP
5.1. Kesimpulan….. ………………..…………....…………………….........…… 8
5.2.
Saran......................
…………………………………………………………. 8
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR ISI TABEL
3.1. Tabel 3.1..........
………………..………………………………….........…… 4
3.2.
Tabel 4.1……………………………………………….................…………. 6
3.3. Tabel 4.2…......…………………………………………...........…………..... 6
DAFTAR ISI GAMBAR
3.1. Gambar 1..........
………………..………………………………….........…… 6
3.2.
Gambar 2……………………………………………….................…………. 6
3.3. Gambar 3…......…………………………………………...........…………..... 6
3.3.
Gambar 4…......…………………………………………...........…………..... 6
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sel adalah kehidupan
terkecil pada mahluk hidup. Didalam sel sudah terjadi reaksi metabolisme karena
sel yang hidup mempunyai struktur dan organel sel. Sehingga mahluk hidup dapat
di klarifikasikan organisme uniseluler dan multiseluler. Uniseluler adalah
mahluk hidup bersel satu, sedangkan multiseluler mahluk hidup bersel banyak.
Sel berdasarkan membran
inti terdiri dari sel prokariotik dan eukariotik. Sel prokriotik tidak
mempunyai membran dan berkebalikan dengan sel eukariotik. Sel prokariotik hidup
dengan sel uniseluler, sedangkan sel eukariotik hidup dengan bekerja sama atau
berkoloni dengan organisasi yang sangat tertata rapi. Tumbuhan dan hewan adalah
beberapa contoh organisme eukariotik. Namun walau keduanya sama-sama oraganisme
eukariotik namun selnya berbeda secara mikroskopis. Karena sel hanya bisa
dilihat dengan mikroskop.
Karena itulah penulis
melakukan praktikum ini bertujuan mengetahui perbedaan struktur dan organel
dari sel hewan dan tumbuhan secara mikroskopis.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa itu sel tumbuhan ?
2. Apa itu sel hewan ?
3. Apa perbedaan berbedaan sel tumbuhan dan hewan ?
1.2 Tujuan
1. Mendiskripsikan sel tumbuhan
2. Mendiskripsikan sel hewan
3. Membedakan sel tumbuhan dan hewan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sel
Sel merupakan satuan unit terkecil dari mahluk hidup
(Tim Penyusun Biologi Dasar, 2016). Sel adalah unit struktural dan fungsional
terkecil. Setrukur sel ditemukan pertama kali di diskripsikan oleh Robert Hooke
pada 1665. Sel merupakan tempat terjadinya peristiwa fisiologis dan pewarisan
genetis mahluk hidup (Teo Sukoco dkk,2016).
Sel pada mahluk hidup dibagi menjadi dua, yaitu sel tumbuhan dan sel
hewan. Dari dua macam sel tersebut mempunyai perbedaan struktur organel dan
fungsinya (Tim Penyusun Biologi Dasar, 2016).
2.2
Sel Tumbuhan
Menurut
Purnomo dkk (2009, 27-29) organel-organel sel tumbuhan yang tidak terdapat pada
sel hewan dijelaskan sebagai berikut.
a. Dinding
Sel
Dinding
sel merupakan bagian terluar sel tumbuhan. Dinding sel ini bersifat kaku dan
tersusun atas polisakarida. Polisakarida ini terdiri atas selulosa,
hemiselulosa, dan pektin. Dinding sel dibentuk oleh diktiosom. Dinding sel
bersamasama dengan vakuola berperan dalam turgiditas sel atau kekakuan sel.
Pada awal pembentukannya, dinding sel berupa selaput tipis tersusun atas
selulosa (polisakarida kompleks). Di antara dua dinding sel yang berdekatan
terdapat lamela tengah. Dua sel yang berdekatan dihubungkan oleh saluran yang
di dalamnya terdapat benang-benang plasma yang disebut plasmodesmata. Dinding
sel dapat dibedakan menjadi dinding sel primer dan dinding sel sekunder.
Dinding sel primer dibentuk pada waktu sel membelah, misalnya pada sel-sel muda
yang sedang tumbuh. Dinding sel primer tersusun atas selulosa antara 9–25%,
hemiselulosa, pektin, serta beberapa senyawa lainnya. Selulosa terdiri dari
mikrofibril yaitu seratserat panjang yang memiliki daya regang kuat. Sementara
itu, dinding sel sekunder terbentuk karena penebalan. Dinding sel sekunder ini
dimiliki oleh sel-sel dewasa yang terdapat di sebelah dalam dinding sel primer.
Dinding sel sekunder mempunyai kandungan selulosa antara 41–45%, hemiselulosa,
dan lignin. Beberapa sel dindingnya mengalami penebalan oleh zat lignin yang
disebut lignifikasi. Lignifikasi mengakibatkan xilem dan sklerenkim mengayu
(keras dan kaku). Penebalan dinding sel dapat terjadi secara penyisipan
(aposisi) pada penebalan-penebalan lama atau penambahan (intususepsi) pada
penebalan lama. Di antara dinding sel ada yang tidak mengalami penebalan
disebut noktah.
b. Vakuola
Vakuola
atau rongga sel ialah organel sitoplasmik yang berisi cairan dan dibatasi
membran yang mungkin identik dengan membran sel. Sel tumbuhan muda memiliki
banyak vakuola kecil-kecil. Semakin dewasa jumlah vakuola berkurang, tetapi
ukuran membesar. Sel-sel tumbuhan yang memiliki vakuola besar biasanya adalah
sel-sel parenkim dan kolenkim. Vakuola tersebut dibatasi oleh membran yang
disebut tonoplas.
c. Plastida
Plastida
merupakan organel yang hanya terdapat pada sel tumbuhan. Plastida berasal dari
perkembangan proplastida di daerah meristematik. Berdasarkan pigmen yang
dikandungnya terdapat tiga jenis plastida.
2.3
Sel Hewan
Menurut Purnomo dkk (2009, 31), sel hewan tidak memiliki dinding sel, tidak memiliki
plastida, dan bentuk tidak tetap seperti sel tumbuhan. Vakuola pada sel hewan
kecil atau tidak tampak. Sel tumbuhan tidak memiliki sentrosom dan sentriol,
kecuali tumbuhan tingkat rendah. Sel hewan memiliki dua sentriol di dalam
sentrosom. Saat pembelahan sel, tiap-tiap sentriol saling memisahkan diri
menuju kutub yang berlawanan dan memancarkan benang-benang gelendong pembelahan
yang akan menjerat kromosom.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Jenis Penelitian
Pengamatan sel bawang merah dan sel pipi manusia
dengan mikroskop
3.2 Variabel
3.2.1 Variabel Bebas
Tabel. 3.1 Variabel Manipulasi percobaan
1.
|
Jenis sel
|
Sel Tumbuhan
|
Sel Hewan
|
2.
|
Perlakuan
|
Tidak memakai
metilen blue
|
Memakai
metilen blue
|
3.
|
Perbesaran
|
100 kali
|
400 kali
|
3.2.2 Variabel Kontrol
§ Alat dan bahan kecuali metilen blue
3.2.3 Variabel Terikat
§ Struktur dan organel sel
3.3 Alat dan Bahan
3.3.1 Bahan
§ Bawang merah (Allium Cepa L)
§ Epitel pipi bagian dalam manusia (Homo sapiens)
§ Air
§ Metilen blue
3.3.2 Alat
§ Mikroskop
§ Object glass
§ Cover glass
§ Pipet
§ Batang kayu kecil
§ Kamera handphone
3.4 Prosedur Kerja
3.4.1 Bawang Merah
1. Kupas bagian luar
bawang merah dan potong umbi lapis bawang merah secara membujur menjadi dua
belahan.
2. Meletakkan lapisan
epidermis bawang merah pada object glass dan tetesi dengan air, tutp dengan
cover glass.
3. Mengamati preparat
bawang merah dengan mikroskop. Mula-mula dengan perbesaran lemah (100 kali)
lalu gunakan perbesaran kuat (400 kali) dan amati serta mengambil gambar dengan
handphone.
4. Menggambar hasil
gambar di kertas laporan menentukan membran sel, dinding sel, sitoplasma, inti
sel dan vakuola.
3.4.2 Epitel Pipi
1. Kupas bagian luar
bawang merah dan potong umbi lapis bawang merah secara membujur menjadi dua
belahan.
2. Meletakkan lapisan
epidermis bawang merah pada object glass dan tetesi dengan air, tutp dengan
cover glass.
3. Mengamati preparat
bawang merah dengan mikroskop. Mula-mula dengan perbesaran lemah (100 kali)
lalu gunakan perbesaran kuat (400 kali) dan amati serta mengambil gambar dengan
handphone.
4. Menggambar hasil
gambar di kertas laporan menentukan membran sel, dinding sel, sitoplasma, inti
sel dan vakuola.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
Tabel
4.1 Tabel Hasil Pengamatan
No.
|
Perbesaran
|
Sel Tumbuhan
(Allium cepa)
|
Sel Hewan
(Homo sapiens)
|
||||||
1.
|
100
kali
|
![]() ![]() ![]() ![]()
Gambar 1. Sel Tumbuhan 100 kali
|
![]() ![]() ![]()
Gambar 3. Sel Hewan 100 kali
|
||||||
2.
|
400
kali
|
![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
Gambar
2. Sel Tumbuhan 400 kali
|
![]() ![]() ![]() ![]()
Gambar
1. Sel Hewan 400 kali
|
Tabel 4.2 Tabel perbedaan sel bawang merah dan sel
pipi manusia
No.
|
Perbeda
|
Sel Bawang Merah
|
Sel Pipi Manusia
|
1.
|
Sitoplasma
|
Ada
|
Ada
|
2.
|
Membran
plasma
|
Ada
|
Ada
|
3.
|
Dinding
sel
|
Ada
|
Tidak ada
|
4.
|
Inti
sel
|
Ada
|
Tidak ada
|
5.
|
Kerapatan
antar sel
|
Rapat
|
Tidak rapat
|
6.
|
Bentuk
Sel
|
Simetris (beraturan)
|
Asimetris (tidak beraturan)
|
4.2 Analisis Data
Dalam pengamatan ini
terlihat strukur mikroskopis sel tumbuhan dari bawang merah dan sel hewan dari
manusia yang ditunjukan pada tabel 4.1. Pada sel bawang merah pada perbesaran
100 kali, terlihat sitoplasma, dinding sel, dan membran plasma. Dengan
perbesaran 400 kali inti sel bawang merah mulai terlihat. Begitu pula pada sel
pipi manusia, terlihat sitoplasma dan membran plasma pada perbesaran 100 kali
dan pada perbesaran 400 kali dengan metilen blue inti sel pipi manusia mulai
terlihat. Karena sel hewan tanpa adanya metilen blue kejelasan inti sel tidak
dapat terlihat jelas.
Pada tabel 4.1 bisa
dilihat bahwa bentuk sel hewan dan tumbuhan terlihat jelas pada perbedaannya.
Bentuk sel tumbuhan berbentuk simetris atau beraturan, sebaliknya pada sel
hewan bentuknnya asimetris atau tidak beraturan. Dan bisa dilihat pula pada
tabel 4.1 tentang kerapatan sel bawang merah dan sel pipi manusia yang lebih
rapat sel bawang merah.
4.3 Pembahasan
Berbedaan bentuk pada sel
hewan dan sel tumbuhan dikarenakan adanya dinding sel pada sel tumbuhan yang
membuat bentuk sel tumbuhan dapat dipertahankan. Menurut Purnomo dkk (2009, 27)
dinding
sel bersama dengan vakuola berperan dalam turgiditas sel atau kekakuan sel.
Sehingga bisa dipastikan bahwa keadaan sel tumbuhan yang selalu beraturan ini
karena adanya dinding sel yang selalu berusaha mempertahankan bentuknya.
Perbedaan kerapatan antar sel tumbuhan dan sel hewan
juga karena dinding sel pada sel tumbuhan. Karena dinding sel berperan menjaga
turgiditas sel, sehingga sel yang ada pada sel hewan tidak setabil, beberapa
sel hewan mengalami endosmosis, yang berakibat sel ada yang pecah atau lisis
karena terkena air.
4.4
Diskusi
Dalam pengamatan ini bisa mendapatakan infomasi
tentang perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan. Pada sel tumbuhan terdapat
dinding sel dan lebih rapat antar selnya. Namun dalam pengamatan ini tidak bisa
mendapatkan data tentang organel-organel sel yang lain karena mikroskop yang
digunakan tidak bisa mendapkan gambar yang lebih jelas dan besar.
Dalam pengamatan ini juga tidak bisa mendapatkan data
yang lebih jelas pada sel tumbuhan dan hewan pada perbesaran 400 kali seperti
yang diharapkan karena kurangnya perhatian pada variabel pengganggu seperti
kotoran dan udara dan kurang bisa menggunakan mikroskop secara baik dan benar.
Sehingga data yang didapatkan terlihat coklat dan samar.
BAB V
KESIMPULAN
5.1
Kesimpulan
§ Sel
adalah unit terkecil dari mahluk hidup yang terdiri dari organel-organel sel.
§ Sel
hewan dan tumbuhan mempunyai sitoplasma, membran sel dan inti sel
§ Sel
tumbuhan memiliki dinding sel yang berfungsi menjaga turgiditas sel sehingga
bentuk sel bisa dipertahankan dan sel hewan tidak mempunyai dinding sel
5.2
Saran
§ Dalam
pengamatan yang dilakukan harus teliti agar data yang didapatkan maksimal
sesuai yang diharapkan.
§ Sebelum
pengamatan menggunakan mikroskop, diusahakan bisa menggunakan mikroskop secara
baik dan benar.
§ Dalam
penelitian diusahakan memperhatikan variabel pengganggu agar data yang
didapatkan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Purnomo dkk, 2009. Biologi
untuk Kelas XI untuk SMA dan MA. Jakarta : Pusat Pembukuan Departemen
Pendidikan Republik Indonesia
Rahmawati, Fida dkk, 2007. Biologi Umum. Surabaya : Unesa University Press
Sukoco, Teo, Wiganti Hadi Omegawati, Siti Nur Hidayah,
Rumiyati. Detik-deti Ujian Nasional
Biologi Tahun Pelajaran 2015/2016 untuk SMA/MA Progam IPA. 2015 : Intan
Pariwara
Tim Biologi Dasar, 2016. Penuntun Praktikum Biologi Dasar Universitas Negeri Surabaya.
Surabaya : Unesa University Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar