TUGAS BAHASA INDONESIA
“Hikayat Nabi Musa Dan Nabi Khidir”
Anggota
|
|
01
|
AHMAD
MISBAKUL MUNIR
|
09
|
FARIDA
UMAMI RAMADHANSI
|
22
|
MOCH
SAIFUR RIJAL
|
27
|
NOVI
DELASARI
|
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Srengat
Tahun Ajaran 2013 / 2014
Hikayat
Nabi Musa Dan Nabi Khidir
Suatu ketika
Nabi Musa berkhutbah di
tengah-tengah Bani Israil, lalu ia ditanya, “Siapakah manusia yang paling dalam
ilmunya?” Ia menjawab, “Sayalah orang yang paling dalam ilmunya.”Allah Subhanahu
wa Ta’ala kemudian mewahyukan kepadanya yang isinya, “Bahwa salah seorang
hamba di antara hamba-hamba-Ku yang tinggal di tempat bertemunya dua lautan
lebih dalam ilmunya daripada kamu.” Musa berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana
cara menemuinya?” Maka dikatakan kepadanya, “Bawalah ikan (yang sudah mati)
dalam sebuah keranjang. Apabila engkau kehilangan ikan itu, maka orang itu
berada di sana.”
Musa pun berangkat bersama muridnya Yusya’ bin Nun dengan membawa ikan dalam keranjang, sehingga ketika mereka berdua berada di sebuah batu besar, keduanya merebahkan kepala dan tidur (di atas batu itu). Lalu ikan itu lepas dari keranjang dan jalan sendirinya kelaut. Namun yang tau hanyalah Yusya’.
Musa pun berangkat bersama muridnya Yusya’ bin Nun dengan membawa ikan dalam keranjang, sehingga ketika mereka berdua berada di sebuah batu besar, keduanya merebahkan kepala dan tidur (di atas batu itu). Lalu ikan itu lepas dari keranjang dan jalan sendirinya kelaut. Namun yang tau hanyalah Yusya’.
Keduanya
kemudian pergi pada sisa malam yang masih ada hingga tiba pagi hari.
Diperjalanan mereka berdua makan. Yusya’ bercerita berkata Nabi Musa, bahwa
ikan yang dibawa hilang saat tidur di batu besar tadi. Dan karena perkataan itu
Nabi Musa langsung ingat wahyu yang diberikan Allah padanya. Dan mereka langsung
bergegas menuju kembali ke batu besar. Ketika mereka sampai di batu besar itu,
tiba-tiba ada seorang laki-laki yang menutup dirinya dengan kain atau tertutup
dengan kain, lalu Musa memberi salam kepadanya. Nabi Khidir bangun dan menjawab
salam. Lalu Nabi Musa meminta berguru kepadanya. Nabi Khidir bertanya kepada
Nabi Musa apakah Musa bisa menjalaninya dengan sabar. Lalu Nabi Musa
menyakinkan Nabi Khidir. Nabi Khidir pun
menerimanya. Setelah bertemu Nabi Khidir, Nabi Musa pun berpisah dengan Yusya’
Nabi
Musa dan Nabi Khidir pun pergi berjalan di pinggir laut, sedang mereka berdua
tidak memiliki perahu, lalu ada sebuah perahu yang melintasi mereka berdua,
maka keduanya berbicara dengan penumpangnya agar mengangkutkan mereka berdua,
dan ternyata diketahui (oleh para penumpangnya) bahwa yang meminta itu Khidhir,
maka mereka pun mengangkut keduanya tanpa upah.
Tiba-tiba
ada seekor burung lalu turun ke tepi perahu kemudian mematuk sekali atau dua
kali patukan ke laut. Khadhir berkata, “Wahai Musa, ilmuku dan ilmumu yang
berasal dari Allah tidak lain seperti patukan burung ini ke laut (tidak ada
apa-apanya di hadapan ilmu Allah), lalu Khadhir mendatangi papan di antara
papan-papan perahu kemudian merusaknya. ” (Melihat keadaan itu) Musa berkata,
“Orang yang telah membawa kita tanpa meminta imbalan, namun malah engkau
lubangi perahunya agar penumpangnya tenggelam.” Khadhir berkata, “Bukankah aku
telah mengatakan kepadamu, bahwa engkau tidak akan sanggup bersabar bersamaku.”
Musa berkata, “Janganlah engkau hukum aku karena lupaku dan janganlah engkau
bebankan aku perkara yang sulit.”
Untuk
yang pertama Musa lupa, maka keduanya pun pergi, tiba-tiba ada seorang anak
yang sedang bermain dengan anak-anak yang lain, kemudian Khadhir memegang
kepalanya dari atas, lalu menarik kepalanya dengan tangannya. Musa berkata,
“Apakah engkau hendak membunuh seorang jiwa yang bersih bukan karena ia
membunuh orang lain.” Khadhir berkata, “Sesungguhnya engkau tidak akan sanggup
bersabar bersamaku.”
Keduanya
pun berjalan, sehingga ketika mereka sampai ke penduduk suatu kampung, keduanya
meminta agar penduduknya menjamu mereka, namun tidak diberi. Keduanya pun
mendapatkan sebuah dinding yang hampir roboh, maka Khadhir menegakkannya,
Khadhir melakukannya dengan tangannya. Musa pun berkata, “Sekiranya engkau mau,
niscaya engkau dapat meminta imbalan untuk itu.” . Maka Khadhir berkata,
“Inilah perpisahan antara aku dengan kamu.”. Kemudian Nabi Khidir menjelaskan
apa yang terjadi. Bahwa Nabi Khidir merusak kapal yang memberinya tumpangan
karena di sekitar desa seberang laut itu terdapat seorang raja yang akan merampas
kapal yang memberi tumpangan kepada kita. Dengan kapalnya dirusak maka kapal
itu tidak akan di jaranah para perompak kerajaan. Lalu, Nabi Khidir membunuh
anak kecil itu karena kelak anak itu menjadi anak yang durhaka. Anak itu akan
memaksa kedua orang tuanya untuk menyembah berhala. Kemudian Nabi Khidir
memperbaiki rumah rusak itu karena kelak rumah itu dihuni anak yatim-piatu. Dan
kemudian mereka berpisah diperjalanan.
INTRINSIK
DAN EKSTRINSIK
HIKAYAT
NABI MUSA DAN NABI KHIDIR
A.INTRINSIK
a. Tema
Seruan Tuhan untuk berguru kepada orang yang lebih dalam ilmunya
b.
Alur
Alur Maju
c.Tokoh dan Penokohan
A.
Nabi
Musa
Amanah
Alasan : Nabi Musa mematuhi
perintah Allah untuk berguru kepada Nabi Khidir
Rendah Hati
Alasan : Nabi Musa merendahkan
diri dihadapan gurunya untuk meminta berguru
Sabar
Alasan : Nabi Musa bersabar dalam
perjalanan karena tidak bisa menerima perbuatan Nabi Khidir yang aneh. Dan
sabar untuk menunggu penjelasan Nabi Khidir
B.
Nabi Khidir
Pintar
Alasan : Nabi musa diminta berguru
kepada orang yang lebih tinggi ilmunya “Khidir”
Bijaksana
Alasan : Nabi Khidir bijak dalam
mengambil keputusan untuk masa depan seseorang. Orang kelak besarnya kafir
dibunuh dan orang yang baik dilindungi dari perompak
d. Latar / Setting
A. Tempat : Negeri Mesir
Alasan
: Karena Nabi Musa mendapat wahyu dari
Allah di Negeri Mesir
B. Waktu : Siang
Hari
Alasan : Nabi Musa dan Nabi Khidir
bertemu saat matahari bersinar terang dan perjalanan di desa seberang lautpun
saat siang hari
C. Suasana : Tegang
Alasan : Nabi Musa bingung dan
marah akan perilaku Nabi khidir yang membunuh seorang anak.Dan disaat
perjalanan ke desa seberang yang terganggu karena perahu yang ditumpanginya di
rusak oleh Nabi Khidir.
e.
Sudut Pandang
Orang ketiga serba tahu
f. Amanat
1.
Janganlah menyombongkan diri akan ilmu yang
diberikan Allah kepada kita. Karena hanya
Allah ilmunya maha luas.
2.
Jalani hidup dengan sabar
B.
EKSTRINSIK
a.
Nilai Religi
Perjuangan Nabi Musa dalam menegakan
islam dengan berdakwah di antara warga Bani Israil.
b. Nilai Moral
Warga kampung yang enggan memberi
makan kepada Nabi Musa dan Nabi Khidir. Warga kampung ini pelit dan
perkataannya sedikit kasar kepada musafir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar