Minggu, 18 September 2016

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR Faktor-Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Ikan Mas Hias

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
Faktor-Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Ikan Mas Hias











OLEH :
MOCH. SAIFUR RIJAL
16030224019















PROGRAM STUDI S1 FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


Kata Pengantar

Puji syukur kami limpahkan kehadirat Allah SWT, karena atas pertolongan Nya, kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini tepat pada waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Tak lupa sholawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat, semoga selalu dapat menuntun penulis pada ruang dan waktu yang lain. Judul laporan praktikum ini adalah “Faktor-Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Ikan Mas Hias
Untuk menyelesaikan laporan adalah suatu hal yang mustahil apabila kami tidak mendapatkan bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada :
1.      Ibu Dra. Evie Ratnasari M.Si, selaku dosen pembimbing praktikum.
2.      Kakak-kakak coast yang telah membantu dan membimbing praktikum.
3.      Orang tua dan saudara yang telah membantu doa dan dukungan dalam menuntun ilmu di Unesa.
4.      Teman-teman FRD 2016 yang selalu memberi semangat.
5.      Dan seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian praktikum dan laporan sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Kami berharap semoga laporan praktikum ini bermanfaat bagi penulis dan penulis menyadari laporan praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dibutuhkan agar laporan ini bisa lebih baik.


Surabaya, 6 September  2016



Penulis






ABSTRAK

            Laporan praktikum biologi dasar ini disusun oleh Moch. Saifur Rijal, mahasiswa Universitas Negeri Surabaya FRD 2016 dalam rangka pemenuhan laporan praktikum 1 dengan judul “Faktor-Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Ikan Mas Hias”. Praktikum ini dalam tujuannya agar mengetahui faktor-faktor lingkungan air dalam menunjang kehidupan ikan.
Faktor lingkungan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan ikan. Faktor-faktor itu antara alain : suhu, tingkat keasaman (pH), sinar, kandungan logam beart dalam air, salinitas dan sebagainnya. Untuk itu penulis melakukan praktikum lingkungan air ikan mas hias dengan penambahan deterjen. Hasil dari praktikum ini bisa mengetahui bagaimana lingkungan ini bisa mempengaruhi hidup ikan mas akibat deterjen.
Kata Kunci : Deterjen, Ikan


DAFTAR ISI


SAMPUL ……………………………………………………………………………           i
KATA PENGANTAR …….………………………………………………….…..…           ii ABSTRAK…............. …….………………………………………………….…..…           iii
DAFTAR ISI ..………………… … ………………………………………………...          iv DAFTAR ISI TABEL ..……………………………………………………………...         v DAFTAR ISI GAMBAR ..……………………………………………………………...           vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………………..            1
1.2. Rumusan Masalah …….……………………………………….……….         1
1.3. Tujuan ………………………………………………………………………           1
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Sel…....................... …………………………………………………………..         2
2.2. Sel Tumbuhan ….............................................................................................           2
2.3. Sel Hewan….................................. …………………….……………………           3
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1. Jenis Penelitian ………………..………………………………….........……            4
3.2. Variabel Penelitian ………………………………………………………….            4
3.3. Alat dan Bahan…......…………………………………………………….....             4
3.4. Prosedur Kerja ………………………………………………………………           5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan ………………..……………………………….........……            6
4.2. Analisis Data......... ………………………………………………………….            7
4.3. Pembahasan….......…………………………………………………….....             7
4.4. Diskusi...........; ………………………………………………………………           7
BAB IV PENUTUP
5.1. Kesimpulan….. ………………..…………....…………………….........……           8
5.2. Saran...................... ………………………………………………………….           8
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


DAFTAR ISI TABEL


3.1. Tabel 3.1.......... ………………..………………………………….........……           4
3.2. Tabel 4.1……………………………………………….................………….           6
3.3. Tabel 4.2......…………………………………………...........………….....           6



DAFTAR ISI GAMBAR


3.1. Gambar 1.......... ………………..………………………………….........……           6
3.2. Gambar 2……………………………………………….................………….           6
3.3. Gambar 3......…………………………………………...........………….....           6

3.3. Gambar 4......…………………………………………...........………….....          6

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
                      Mahluk hidup adalah mahluk sosial. Mereka tidak bisa hidup tanpa bantuan dari mahluk lain. Menurut Rachmawati (2007:204), Organisme mendapatkan segala sesuatu yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya dan memerlukan makanan dan tempat tingga untuk bereproduksi dan berinterasi dengan organisme lainnya. Hal ini penting diketahui untuk memahami bagaimana mahluk hidup tergantung pada lingkungannya.
                      Ikan adalah bagian dari mahluk hidup yang hidup di lingkungan air untuk itu faktor lingkungan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan ikan. Faktor-faktor itu antara alain : suhu, tingkat keasaman (pH), sinar, kandungan logam beart dalam air, salinitas dan sebagainnya. (Tim Penyusun, 2016:1). Untuk dapat mengetahui faktor-faktor lingungan yang mempengaruhi kehidupan ikan, penulis melakukan eksperimen penambahan deterjen terhadap perubahan lingkungan hidup ikan mas hias dan ikan itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh penggunaan deterjen terhadap perlemahan operkulum ikan mas hias (Carassius auratus)?
1.3 Tujuan
Mendiskripsikan pengaruh penggunaan deterjen terhadap perlemahan operkulum ikan mas hias (Carassius auratus)
1.4 Hipotesis
Deterjen berpengaruh terhadap perlemahan operkulum ikan mas hias (Carassius auratus).


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Sel
Sel merupakan satuan unit terkecil dari mahluk hidup (Tim Penyusun Biologi Dasar, 2016). Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil. Setrukur sel ditemukan pertama kali di diskripsikan oleh Robert Hooke pada 1665. Sel merupakan tempat terjadinya peristiwa fisiologis dan pewarisan genetis mahluk hidup (Teo Sukoco dkk,2016).  Sel pada mahluk hidup dibagi menjadi dua, yaitu sel tumbuhan dan sel hewan. Dari dua macam sel tersebut mempunyai perbedaan struktur organel dan fungsinya (Tim Penyusun Biologi Dasar, 2016).

2.2 Sel Tumbuhan
Menurut Purnomo dkk (2009, 27-29) organel-organel sel tumbuhan yang tidak terdapat pada sel hewan dijelaskan sebagai berikut.
a.       Dinding Sel
Dinding sel merupakan bagian terluar sel tumbuhan. Dinding sel ini bersifat kaku dan tersusun atas polisakarida. Polisakarida ini terdiri atas selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Dinding sel dibentuk oleh diktiosom. Dinding sel bersamasama dengan vakuola berperan dalam turgiditas sel atau kekakuan sel. Pada awal pembentukannya, dinding sel berupa selaput tipis tersusun atas selulosa (polisakarida kompleks). Di antara dua dinding sel yang berdekatan terdapat lamela tengah. Dua sel yang berdekatan dihubungkan oleh saluran yang di dalamnya terdapat benang-benang plasma yang disebut plasmodesmata. Dinding sel dapat dibedakan menjadi dinding sel primer dan dinding sel sekunder. Dinding sel primer dibentuk pada waktu sel membelah, misalnya pada sel-sel muda yang sedang tumbuh. Dinding sel primer tersusun atas selulosa antara 9–25%, hemiselulosa, pektin, serta beberapa senyawa lainnya. Selulosa terdiri dari mikrofibril yaitu seratserat panjang yang memiliki daya regang kuat. Sementara itu, dinding sel sekunder terbentuk karena penebalan. Dinding sel sekunder ini dimiliki oleh sel-sel dewasa yang terdapat di sebelah dalam dinding sel primer. Dinding sel sekunder mempunyai kandungan selulosa antara 41–45%, hemiselulosa, dan lignin. Beberapa sel dindingnya mengalami penebalan oleh zat lignin yang disebut lignifikasi. Lignifikasi mengakibatkan xilem dan sklerenkim mengayu (keras dan kaku). Penebalan dinding sel dapat terjadi secara penyisipan (aposisi) pada penebalan-penebalan lama atau penambahan (intususepsi) pada penebalan lama. Di antara dinding sel ada yang tidak mengalami penebalan disebut noktah.
b.      Vakuola
Vakuola atau rongga sel ialah organel sitoplasmik yang berisi cairan dan dibatasi membran yang mungkin identik dengan membran sel. Sel tumbuhan muda memiliki banyak vakuola kecil-kecil. Semakin dewasa jumlah vakuola berkurang, tetapi ukuran membesar. Sel-sel tumbuhan yang memiliki vakuola besar biasanya adalah sel-sel parenkim dan kolenkim. Vakuola tersebut dibatasi oleh membran yang disebut tonoplas.
c.       Plastida
Plastida merupakan organel yang hanya terdapat pada sel tumbuhan. Plastida berasal dari perkembangan proplastida di daerah meristematik. Berdasarkan pigmen yang dikandungnya terdapat tiga jenis plastida.

2.3 Sel Hewan
Menurut Purnomo dkk (2009, 31), sel hewan tidak memiliki dinding sel, tidak memiliki plastida, dan bentuk tidak tetap seperti sel tumbuhan. Vakuola pada sel hewan kecil atau tidak tampak. Sel tumbuhan tidak memiliki sentrosom dan sentriol, kecuali tumbuhan tingkat rendah. Sel hewan memiliki dua sentriol di dalam sentrosom. Saat pembelahan sel, tiap-tiap sentriol saling memisahkan diri menuju kutub yang berlawanan dan memancarkan benang-benang gelendong pembelahan yang akan menjerat kromosom.


BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Jenis Penelitian
Pengamatan tingkah laku ikan dan kerja operkulum ikan mas terhadap penambahan deterjen pada air.
3.2 Variabel
3.2.1 Variabel Bebas
Tabel. 3.1 Variabel Manipulasi percobaan
No.
Wadah A
Wadah B
Wadah C
1.
Air 0 ppm deterjen
Air 2 ppm deterjen
Air 20 ppm deterjen
2.
pH 7
pH 6.5
pH 6.8

3.2.2 Variabel Kontrol
§  Ikan mas hias (Carassius auratus), air, suhu , wadah.
3.2.3 Variabel Terikat
§  Tingkah laku dan kerja operkulum

3.3 Alat dan Bahan
3.3.1 Bahan
§  Ikan mas hias hias (Carassius auratus)
§  Air
§  Deterjen Cair
3.3.2 Alat
§  Gelas Ukur
§  Wadah plastik
§  Pengaduk
§  Phmeter
§  Termometer
§  Kamera handphone

3.4 Prosedur Kerja
1. Menyiapkan ikan mas hias tiga ekor.
2. Membuat larutan deterjen cair 2 ppm dengan mencampurkan 1 liter air dengan 2 ml deterjen cair dan mengukur pH dan suhu.
3. Membuat larutan deterjen cair 20 ppm dengan mencampurkan 1 liter air dengan 20 ml deterjen cair dan mengukur pH dan suhu.
4. Memasukkan 200 ml laurutan 2 ppm deterjen pada wadah plastik.
5. Memasukkan 200 ml larutan 20 ppm deterjen pada wadah plastik.
6. Memasukkan 200 ml air biasa pada wadah plastik.
7. Memasukkan ikan pada masing masing gelas pada waktu bersamaan dan dihitung dengan stopwacth.
8. Mendiamkan ikan 1 menit pertama.
9. Menghitung dan mengamati tingkah laku ikan pada menit ke 2, ke 3 dan ke 4.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Tabel Hasil Pengamatan
No.
Wadah A
Wadah B
Wadah C
1.



2.
400 kali



Tabel 4.2 Tabel perbedaan sel bawang merah dan sel pipi manusia
No.
Perbeda
Sel Bawang Merah
Sel Pipi Manusia
1.
Sitoplasma
Ada
Ada
2.
Membran plasma
Ada
Ada
3.
Dinding sel
Ada
Tidak ada
4.
Inti sel
Ada
Tidak ada
5.
Kerapatan antar sel
Rapat
Tidak rapat
6.
Bentuk Sel
Simetris (beraturan)
Asimetris (tidak beraturan)

4.2 Analisis Data
Dalam pengamatan ini terlihat strukur mikroskopis sel tumbuhan dari bawang merah dan sel hewan dari manusia yang ditunjukan pada tabel 4.1. Pada sel bawang merah pada perbesaran 100 kali, terlihat sitoplasma, dinding sel, dan membran plasma. Dengan perbesaran 400 kali inti sel bawang merah mulai terlihat. Begitu pula pada sel pipi manusia, terlihat sitoplasma dan membran plasma pada perbesaran 100 kali dan pada perbesaran 400 kali dengan metilen blue inti sel pipi manusia mulai terlihat. Karena sel hewan tanpa adanya metilen blue kejelasan inti sel tidak dapat terlihat jelas.
Pada tabel 4.1 bisa dilihat bahwa bentuk sel hewan dan tumbuhan terlihat jelas pada perbedaannya. Bentuk sel tumbuhan berbentuk simetris atau beraturan, sebaliknya pada sel hewan bentuknnya asimetris atau tidak beraturan. Dan bisa dilihat pula pada tabel 4.1 tentang kerapatan sel bawang merah dan sel pipi manusia yang lebih rapat sel bawang merah.

4.3 Pembahasan
Berbedaan bentuk pada sel hewan dan sel tumbuhan dikarenakan adanya dinding sel pada sel tumbuhan yang membuat bentuk sel tumbuhan dapat dipertahankan. Menurut Purnomo dkk (2009, 27) dinding sel bersama dengan vakuola berperan dalam turgiditas sel atau kekakuan sel. Sehingga bisa dipastikan bahwa keadaan sel tumbuhan yang selalu beraturan ini karena adanya dinding sel yang selalu berusaha mempertahankan bentuknya.
Perbedaan kerapatan antar sel tumbuhan dan sel hewan juga karena dinding sel pada sel tumbuhan. Karena dinding sel berperan menjaga turgiditas sel, sehingga sel yang ada pada sel hewan tidak setabil, beberapa sel hewan mengalami endosmosis, yang berakibat sel ada yang pecah atau lisis karena terkena air.

4.4 Diskusi
Dalam pengamatan ini bisa mendapatakan infomasi tentang perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan. Pada sel tumbuhan terdapat dinding sel dan lebih rapat antar selnya. Namun dalam pengamatan ini tidak bisa mendapatkan data tentang organel-organel sel yang lain karena mikroskop yang digunakan tidak bisa mendapkan gambar yang lebih jelas dan besar.
Dalam pengamatan ini juga tidak bisa mendapatkan data yang lebih jelas pada sel tumbuhan dan hewan pada perbesaran 400 kali seperti yang diharapkan karena kurangnya perhatian pada variabel pengganggu seperti kotoran dan udara dan kurang bisa menggunakan mikroskop secara baik dan benar. Sehingga data yang didapatkan terlihat coklat dan samar.

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
§  Sel adalah unit terkecil dari mahluk hidup yang terdiri dari organel-organel sel.
§  Sel hewan dan tumbuhan mempunyai sitoplasma, membran sel dan inti sel
§  Sel tumbuhan memiliki dinding sel yang berfungsi menjaga turgiditas sel sehingga bentuk sel bisa dipertahankan dan sel hewan tidak mempunyai dinding sel
5.2 Saran
§   Dalam pengamatan yang dilakukan harus teliti agar data yang didapatkan maksimal sesuai yang diharapkan.
§   Sebelum pengamatan menggunakan mikroskop, diusahakan bisa menggunakan mikroskop secara baik dan benar.
§   Dalam penelitian diusahakan memperhatikan variabel pengganggu agar data yang didapatkan maksimal.

 DAFTAR PUSTAKA


Rahmawati, Fida dkk, 2007. Biologi Umum. Surabaya : Unesa University Press
Tim Biologi Dasar, 2016. Penuntun Praktikum Biologi Dasar Universitas Negeri Surabaya. Surabaya : Unesa University Press


Tidak ada komentar:

Posting Komentar